Ukuran tubuhnya sangat dewasa hanya sekitar 3 mm : Namun, kemampuan berkembang biak, daya sebar, daya serang, dan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya luar biasa. Karakteristik itu menempatkan wereng batang coklat sebagai hama utama tanaman padi.
Balai besar peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BB POPT) memperkirakan, wereng batang coklat yang disingkat sebagai wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal) menyerang 47.005 hektar hingga 81.686 hektar padi di Indonesia musim ini (MT 2010/2011). Kemampuan wereng coklat berkembang biak sangat tinggi. Sebuah laporan ilmiah tentang Taksonomi dan Bioekologi wereng batang coklat yang ditulis Hiroichi Sawada, Gaib Subroto, wahyudin, dan Toto Hendarto dalam buku wereng batang coklat tahun 1992 menyatakan, umlah telur yang dihasilkan seekor wereng betina selama hidupnya 1.474 butir.
Ada beberapa spesies yang termasuk dalam genus Nilaparvata. Namun, hanya Nilaparvata lugens Stal yang menjadi hama penting pada tanaman padi di Indonesia. Wereng batang coklat termasuk dalam famili Delphacidae yang memiliki ciri utama bintik hitam pada sayap depan dan taji pada ujung tibia tungkai belakang.
Siklus hidup wereng, didaerah tropis dengan suhu 20 – 30 derajat celsius, mencapai 23 – 32 hari. Artinya, dalam satu periode tanaman padi. Wereng dapat meyelesaikan 3 siklus generasi. Kondisi lingkungan, penanganan dan kerentanan Varietas menjadi faktor kecepatan perkembang biakkannya.
Firdaus Nata negara, ahli wereng di BB POPT menyebutkan, wereng coklat mampu beradaptasi dengan varietas baru dengan membentuk biotope atau koloni baru yang lebih ganas. Serangan wereng coklat mengakibatkan warna daun dan batang padi berubah menjadi kuning, kemudian kecoklatan, dan akhirnya kering.
Wereng dewasa menetap dipangkal tanaman. Selain mengeluarkan virus kerdil rumput dan kerdil hampa. Jika terserang virus kerdil rumput, padi beranak banyak, daun menjadi pendek dan tidak bermalai. Sementara virus kerdil hampa membuat daun pendek, kaku, anakkan bercabang, dan malai hampa.
0 komentar:
Posting Komentar